Wednesday, 10 October 2012
|
BEIJING – Sejumlah perbankan China memboikot pertemuan rutin
Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang akan digelar di Tokyo,
Jepang, pekan ini.
Media Pemerintah China menyatakan, ketidakhadiran bank-bank besar asal Negeri Panda terkait sengketa kepulauan antara China dan Jepang yang belum juga menemukan titik terang. Aksi ini diperkirakan sebagai balasan atas tindakan Jepang sebelumnya yang tidak mengirimkan utusan bisnis pada peringatan ke-40 tahun kerja sama ekonomi kedua negara di Beijing akhir bulan lalu. Sengketa wilayah yang disebut Pulau Senkaku oleh Jepang dan pulau Diaoyu oleh China itu telah menyebabkan hubungan dagang kedua negara terganggu. Beberapa produsen mobil Jepang memangkas produksi kendaraannya serta mengurangi jam operasional karena khawatir atas keselamatan karyawannya. Kantor berita Xinhua kemarin melaporkan, bank-bank yang tidak akan menghadiri pertemuan tersebut adalah Bank Industri dan Komersial China (ICBC), Bank of China, China Construction Bank, dan Agricultural Bank of China. Sementara The Wall Street Journal melaporkan, Bank of Communications juga tidak akan menghadiri pertemuan tersebut. “Keputusan bank merupakan bukti lebih lanjut bahwa tindakan yang dilakukan sepihak oleh Pemerintah Jepang dengan membekukan hubungan bilateral saat ini mulai membebani perekonomian dunia,” ujar Analis International Trade and Economic Cooperation Institution di bawah Departemen Perdagangan China Mei Xinyu dilansir Reuters. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengungkapkan, dunia tidak bisa tinggal diam terhadap permasalahan sengketa yang berlarut-larut antara kedua negara. Jepang dijadwalkan menjadi tuan rumah dari pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia untuk pertama kalinya dalam hampir setengah abad. Sekitar 20.000 orang dari 188 negara diperkirakan menghadiri acara tersebut, sehingga membuat pertemuan itu menjadi salah satu konferensi terbesar di dunia internasional. Sebelumnya pertemuan tahun ini dijadwalkan di Mesir, tetapi ada perubahan tempat akibat ketidakstabilan politik di negara tersebut.Jepang juga dipilih sebagai cara untuk mendukung upaya negara itu membangun kembali wilayah yang hancur akibat gempa dan tsunami Maret tahun lalu. Dalam pertemuan itu,kedua lembaga keuangan internasional itu membahas mengenai meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi dunia serta krisis utang zona euro yang terus memburuk.Pertemuan tersebut juga diperkirakan membahas langkah Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang pada bulan lalu telah mengumumkan rencana membeli obligasi Pemerintah Eropa tanpa batas. Secara terpisah, IMF juga telah menjamin pengadaan dana sebesar USD456 miliar guna menangani krisis melalui negara- negara anggota blok mata uang tunggal. Pada saat yang sama,KTT tersebut memfokuskan perhatian kepada Spanyol, di mana perekonomian negara keempat terbesar zona euro terhantam oleh memburuknya fiskal dan keuangan. Di bagian lain, penjualan mobil Jepang di China pada September lalu anjlok akibat memburuknya hubungan kedua negara karena sengketa kepulauan. Sentimen anti-Jepang diperkirakan menjadi penyebab beralihnya konsumen China ke merek-merek mobil di luar Jepang. chindya citra/ yanto kusdiantono _Penurunan tersebut juga diprediksi mengurangi penjualan mobil secara nasional di China yang sejak 2010 silam menjadi pasar automotif terbesar di dunia melewati Amerika Serikat (AS). |
Analisa :
Persengketaan yang terjadi anatara dua
Negara atau lebih secara tidak langsung pasti dan akan juga memperburuk keadaan
ekonomi secara global, dimana organisasi IMF adalah organisasi ekonomi dunia
dan semua Negara tergabung didalamnya,
dan apabila ada yang bersengketa seperti halnya antara Jepang dan China ini
maka hal tersebut juga akan berdampak kepada pertemuan yang akan diselengarakan
oleh IMF menjadi terganggu.
Hal ini harus segera dibenahi dan
diselesaikan agar tidak berbuntut panjang kepada tidak stabilnya neraca dunia
dikemudian hari.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar