Minggu, 28 Oktober 2012

Apindo Harap RI-Malaysia Sepakati Pengurangan Ekspor CPO



Jakarta, (Analisa). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendukung rencana pemerintah Indonesia yang akan bekerjasama dengan Malaysia untuk mengkaji kemungkinan penerapan pengurangan ekspor minyak sawit (CPO/Crude Palm Oil). Upaya itu akan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga minyak sawit di pasar global
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Apindo, Sofjan Winandi, sesuai konferensi pers pra-Trade Ekzpo Indonesia Ke-27 yang akan digelar pada 17-21 Oktober di JI-Expo Kemayoran, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (9/10). Sofjan menyatakan, pihaknya berharap agar upaya antar kedua negara untuk membatasi ekspor CPO tersebut bisa disepakati.

"Itu baik untuk menjaga harganya, karena harga CPO sekarang ini ditekan terus oleh konsumen. Padahal Indonesia dan Malaysia menguasai 80 persen market, sehingga itu harus dikerjasamakan," kata Sofjan.

Lebih lanjut Sofjan menyatakan, pemerintah juga harus memperhatikan jika memutuskan untuk menekan pasokan. Persaingan komoditas minyak alternatif selain CPO saat ini juga cukup besar, sehingga jangan sampai nantinya konsumen justru akan beralih ke komoditas lain selain CPO.

"Jadi saya pikir kita harus jaga kestabilan harga. Jangan mereka (konsumen) yang permainkan harga kita, sedangkan kita sebenarnya menguasai market. Kita (sebagai produsen besar CPO) harus pegang kendali, jangan sampai pembeli yang pegang kendali," ujarnya.

Namun bagaimanapun juga, kata dia, harga dan pasokan merupakan instrumen yang harus diperhatikan dan dikaji lebih dalam lagi. Jika hanya mencoba menekan dari sisi harga saja, maka suatu saat ada batas dimana harga sudah tidak bisa ditekan lagi.

"Suatu saat kita sudah tidak bisa tekan harga, maka pasokannya harus dikurangi. Kalau kelebihan pasokan tentu mereka akan teken terus harganya. Jadi dua-duanya harus kita lihat, yang mana yang paling menguntungkan. Tapi menurut saya lebih baik kita menekan dalam harga, jangan pasokan," tandasnya. (ipot)

Analisa :

Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar hasil dan potensi dibidang pertanian sangat tinggi, seperti halnya minyak kelapa sawit.
Dengan hasil pertanian yang melimpah sudah seharusnya Indonesia yang mungkin juga Malaysia salah satu dari produsen minyak kelapa sawit sebagai pemasok harus memegang kendali mengenai harga, kualitas dan besarnya pasokan yang akan di ekspor, jangan sampai karena menginginkan harga yang lebih tinggi, secara terus-menerus ekspor dilakukan dalam jumlah yang besar, sehingga konsumen local pun susah untuk mengkonsumsinya, dan justru mencari komoditas lain sebagai gantinya.
Penjualan ekspor diperlukan tetapi tetap menjaga pasokan diwilayahnya sendiri, agar konsumen local pun tetap dapat menggunakannya.


Sumber :

http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/10/79980/apindo_harap_rimalaysia_sepakati_pengurangan_ekspor_cpo/#.UHUl6WD9Nlg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar