PARAGRAF GENERALISASI
Merupakan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan
secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang
dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh
paragraf generalisasi :
Jenis profesi
akuntansi meliputi akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan manajemen,
konsultan SIA/SIM, auditor internal, dll. Namun dari jenis tersebut akuntan
publik merupkan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang
bersifat independen, yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis dan
kemudian memberikan pendapat atas laporan keuangan suatu perusahaan. Namun,
untuk menjadi akuntan pubik seseorang harus lulus Fakultas Ekonomi atau Sekolah
tinggi Ilmu Ekonomi/Akuntansi serta harus memliki gelar sebagai akuntan dan
mengambil gelar profesi penerbit. Calon akuntan pubik juga dituntut memiliki
indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,00 dan harus memiliki kemampuan dalam
mengelola laporan keuangan dengan baik dan juga memiliki kemampuan dalam berbahasa
asing khususnya bahasa inggris. Ketika syarat-syarat tersebut sudah terpenuhi,
calon akuntan harus mengikuti ujian sertifikasi akuntan publik. Oleh karna itu,
tidaklah mudah untuk menjadi seorang akuntan publik.
PARAGRAF ANALOGI
Analogi
adalah sebuah proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang
mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu
hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.
Contoh sebuah paragraf induktif analogi :
Peternakan merupakan aspek perekonomian yang penting dan menjanjikan. Selain dapat menjadi lahan pendapatan, peternakan juga memiliki dampak positif meningkatkan gizi masyarakat. Pengembangan peternakan dapat memenuhi kebutuhan daging warga sehingga negara tidak perlu mengimpor daging dari luar. Pertanian juga merupakan aspek perekonomian yang penting. Pengembangan pertanian dapat memenuhi kebutuhan beras warga sehingga impor dari luar tidak diperlukan.
PARAGRAF KAUSALITAS
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.
·
Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari
peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai
akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B.
Contoh:
Era
Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang
membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi
dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya
harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi
kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi
Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima
pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai
pembangunan.
Hal penting yang perlu kita
perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam
menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
- Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai
dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis
untuk mencari penyebabnya.
Contoh:
Kemarin
Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek
membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
- Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan
akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh:
Mulai
tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik.
Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena
Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali
berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya
angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang
pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus
diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat.
Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan
pendapatan masyarakat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar