Jumat, 09 November 2012

Pengangguran Hanya Turun Tipis


JAKARTA– Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, jumlah pengangguran per Agustus 2012 mencapai 7,24 juta jiwa atau 6,14% dari total angkatan kerja di seluruh Indonesia (118 juta jiwa). 

Jumlah tersebut hanya turun sekitar 0,42% bila dibandingkan dengan Agustus 2011 sebanyak 7,70 juta jiwa.Namun, bila dibandingkan dengan Februari 2012, angka pengangguran Indonesia meningkat sekitar 0,18% atau sebanyak 370.000 jiwa. “Pada Februari memang banyak panen,sementara pada Agustus ada puasa dan Lebaran, banyak yang semula bekerja (musiman) memilih keluar sehingga pengangguran bertambah,”tutur Kepala BPS Suryamin saat memaparkan keadaan ketenagakerjaan Agustus 2012, di kantornya,Jakarta,kemarin. 

Suryamin menambahkan, dari angkatan kerja di Indonesia yang per Agustus 2012 mencapai 118 juta jiwa,jumlah penduduk yang bekerja mencapai 110,8 juta jiwa atau bertambah 1,1 juta jiwa dibandingkan dengan Agustus 2011. BPS mencatat, pertanian menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dengan total tenaga kerja mencapai 38,88 juta jiwa, disusul sektor perdagangan sebanyak 23,15 juta jiwa, serta jasa kemasyarakatan sebanyak 17,10 juta jiwa. 

Selain sektor industri dan pengolahan, lapangan usaha lain yang mampu menyedot tenaga kerja cukup banyak dibandingkan Februari adalah konstruksi, yang naik dari 6,34 jiwa orang pada Agustus 2011 menjadi 6,79 juta jiwa pada Agustus 2012. “Banyak pembangunan infrastruktur sehingga jasa konstruksi dibutuhkan,”papar Suryamin. 

Berdasarkan data BPS, di sektor industri,lapangan kerja yang menyerap banyak tenaga kerja adalah pemintalan benang (bertambah 59.049 jiwa dibandingkan Agustus 2011) serta industri komponen dan perlengkapan sepeda motor roda dua (66.645 jiwa). Data BPS juga menunjukkan, jumlah angkatan kerja di Indonesia masih didominasi oleh sektor informal yakni mencapai 66,6 juta jiwa (60,14 %) sementara yang bekerja di jalur formal sekitar 44,2 juta jiwa. 

Selama setahun terakhir (Agustus 2011–Agustus 2012), jumlah pekerja formal bertambah 2,7 juta jiwa sementara pekerja informal berkurang 1,5 juta jiwa. “Penyerapan tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan rendah yakni SD ke bawah yang mencapai 48,63% dan SMP 18,25%.Pekerja berpendidikan tinggi hanya 8,98%,”tambah Suryamin. 

Sementara, pekerja penuh waktu, yakni mereka yang bekerja dengan jumlah kerja 35 jam ke atas per minggu mencapai 76,5 juta jiwa,sedangkan pekerja paruh waktu mencapai 21,5 juta jiwa. Pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu berjumlah 6,6 juta jiwa atau 5,97%. “Pekerja kurang dari 15 jam.Ini persoalan kesempatan. Mereka enggak ada pendidikan. Bukan soal pilihan ya.Pada umumnya mereka karena pendidikannya rendah,” papar Deputi bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan. 

Wynandin menambahkan, bertambahnya jumlah pengangguran pada Agustus 2012 dibandingkan dengan Februari 2012 memang tidak terhindarkan. Banyak pekerja musiman, seperti di pertanian, yang terpaksa kehilangan pekerjaan saat musim panen berakhir. 

“Mereka ada di perkotaan dan perdesaan,lebih banyak di perdesaan. Andalannya apa? Kalau Agustus itu andalannya sudah enggak ada karena kan bukan musim panen lagi musim paceklik. Enggak ada hujan, panen sudah lewat.Hanya mengandalkan pada irigasi tapi sekarang irigasi juga terbatas,” paparnya. ● maesaroh 

Analisa :

Permasalahan di Negara Indonesia adalah pertumbuhan masyarakat yang sangat pesat ditiap tahunnya, yang mengakibatkan sumber daya manusia terus bertambah sedangkan lapangan pekerjaan sangat  terbatas, meskipun adakalanya penggangguran di Indonesia mengalami penurunan pasti sudah dipastikan akan sangat tipis sekali dibandingkan pertumbuhannya.

Saat ini sumber daya manusia baik yang tidak berpendidikan maupun yang sudah sarjana sangat banyak sekali, tak jarang meskipun sudah sarjana masih menganggur. Hal tersebut disebabkan pendidikan di Indonesia sebagian besar hanya bertitik tumpu pada teori dan perguruan tinggi yang lebih mengarahkan dan mengajarkan mahasiswa menjadi seorang pegawai yang baik dan benar, dan bukan kepada menitikberatkan pada pengajaran untuk menjadikan seorang entrepreneurship yang akan menciptakan sebuah lapangan pekerjaan, dan untuk SDM yang tidak mempunyai pendidikan formal sebaiknya pemerintah mengambil alih untuk memberikan training-training/pelatihan gratis yang menjadikan mereka memiliki kreatifitas untuk mengolah sumber daya alam di lingkungannya.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar