Senin, 10 Desember 2012

Harga Kopi Naik karena kekhawatiran Kelebihan Pasokan


JAKARTA, KOMPAS.com -  Harga kopi berjangka pada perdagangan pekan lalu di ICE mengalami peningkatan.Kenaikan harga Kopi dipicu aksi spekulasi yang dilakukan pelaku pasar ditengah kekhawatiran pelaku pasar terhadap kemungkinan kelebihan pasokan di pasar fisik karena laju panen yang tinggi di Brazil yang merupakan daerah penghasil utama kopi dunia. Sementara itu harga gula menurun karena panen yang melimpah di Brazil.



Menurut laporan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Senin (10/12), harga kopi arabika untuk pengiriman Maret diperdagangkan pada 1, 5003 dollar AS pon, naik 1,15 persen pada hari itu.


Brasil adalah produsen terbesar di dunia dan eksportir kopi Arabika. Arabika ditanam terutama di Amerika Latin. Para pelaku pasar mengatakan bahwa rebound tanaman kopi Kolombia terus berlanjut dan menambah pasokan global biji kopi tersebut hingga lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan dunia.


Sementara itu harga kopi di Bandar Lampung diperdagangkan pada harga Rp 20.324 atau menurun Rp 518/kg jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya. Harga kopi selama tahun 2012 sudah meningkat Rp 1.239 atau 6,49 persen.


Berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (ICF), Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga produsen kopi terbesar di dunia. Sedangkan peringkat pertama masih diduduki Brazil, disusul Kolombia.


ICF mencatat, ada sekitar 100 miliar cangkir kopi, atau sekitar 165, 9 ton kopi yang diseduh setiap hari di seluruh dunia. Di Indonesia, jumlah kebutuhan kopi diperkirakan mencapai 121.107 ton per tahun.

Menurut ICF, luas area perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektare, di antaranya tersebar di Aceh, Sumut, Lam pung, Jabar, Jateng, Bali, NTT, Sulsel, hingga Papua. 

Analisa :

Kualitas kopi Indonesia dengan kopi yang ada diluar negeri sangat bersaing, diharapkan produsen kopi selalu menjaga kualitas dari penanaman kopi itu sendiri sampai dijadikannya kopi siap saji.
Untuk masalah penurunan dan peningkatan nilai jual kopi hendaknya dapat diantisipasi sebelum produksi kopi itu sendiri kelebihan atau kekurangan pasokan, sehingga tidak terlalu jauh dalam pelonjakan harga.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar