JAKARTA– PT Pertamina (Persero) tahun depan berencana menaikkan harga elpiji nonsubsidi untuk menutupi kerugian penjualan yang diperkirakan mencapai Rp5 triliun.
“Elpiji nonsubsidi diusulkan naik sudah dari dulu.Ini tindakan korporasi, jadi tidak perlu izin hanya memberi tahu,”ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta kemarin. Menurut dia, kenaikan harga elpiji nonsubsidi akan dinaikkan minimal Rp2.000 per tabung.Kenaikan harga ini akan dilakukan secara bertahap.“ Minimal pertengahan tahun sudah naik,” ujarnya.
Dia mengatakan,selama ini kerugian Pertamina dari penjualan elpiji nonsubsidi menyebabkan Pertamina tidak bisa mengembangkan investasi secara maksimal.Kenaikan harga elpiji nonsubsidi ditanggung sepenuhnya oleh Pertamina. Hanung mengakui kenaikan harga elpiji adalah pilihan yang sulit.Apalagi melihat Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN).Apabila terjadi kerugian, pihaknya akan selalu disalahkan oleh pemerintah.
“Kenaikan harga elpiji nonsubsidi tinggal tunggu waktu tepat saja,”ujarnya. Direktur Utama Pertamina Karena Agustiawan sebelumnya merestui kenaikan harga elpiji nonsubsidi tersebut dengan alasan untuk menutup kerugian Pertamina yang mencapai Rp5 triliun. “Harus kita naikkan karena dana tersebut seharusnya bisa buat investasi di sektor lain,”ujar Karen. Hanung mengungkapkan, pada 2012 Pertamina diprediksi mengalami kerugian sebesar Rp5 triliun dari produksi dan penyaluran elpiji.
Untuk itu, Pertamina akan berusaha tidak lagi memberikan subsidi kepada elpiji 12 kg karena pemerintah telah memberikan subsidi kepada masyarakat tidak mampu melalui elpiji 3 kg. Menurutnya, saat ini Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp4.000-4.500 per kg dari elpiji nonsubsidi (kemasan 12 kg).“Kalaupun nanti kita menaikkan harganya sebesar Rp4.000 untuk elpiji 12 kilogram, Pertamina itu belum untung karena hanya impas,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menolak permintaan Pertamina untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg) pada 2013. Menurutnya, rencana kenaikan tersebut harus dihitung secara baik.“Kita tahu Pertamina defisit, tetapi kita harus pikirkan daya beli masyarakat. Ini harus dihitung baikbaik,” kata Hatta di sela penanaman pohon bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Gianyar,Bali,Sabtu (8/12). Hatta mengungkapkan, kenaikan tersebut itu kurang tepat karena tahun depan juga akan terjadi kenaikan tarif listrik. “Jangan sampai pada waktu yang bersamaan kita lakukan sesuatu yang memberatkan masyarakat. Kita harus jaga itu,”tandas dia.
Menurut Hatta, rencana Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi dikhawatirkan bisa memicu inflasi berlebihan dan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. “Akibatnya pukulan ekonomi juga bagi kita, jadi hati-hati, jangan gegabah. Dalam situasi saat ini perekonomian nasional harus dijaga,”katanya. Pengamat Energi dari Refor- Miner Institute Komadi Notonegoro menilai,kenaikan elpiji nonsubsidi akanmemilikidampak signifikan di masyarakat. Dia memperkirakan,kenaikan tersebut akan mengakibatkan migrasi dan inflasi.
“Berdasarkan kajian kami dampaknya ada dua yaitu migrasi dan inflasi,” kata Komaidi ketika dihubungi harian SINDO di Jakarta,kemarin. Menurutnya, jika kenaikan harga elpiji nonsubsidi direalisasikan, sebagian besar konsumen akan berpindah menggunakan elpiji bersubsidi, yakni elpiji dengan tabung 3 kg yang notabene harganya lebih murah karena di subsidi oleh pemerintah.
Kembangkan Solar Cell
PT Pertamina mengembangkan solar cell atau alat penerima tenaga surya yang ditransmisikan sebagai energi, sebagai bagian dari pemanfaatan energi alternatif yang selama ini kurang menjadi perhatian. Menyambut HUT Pertamina Ke- 55, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan melakukan pemasangan solar cell di rumahnya, di kawasan Patra Kuningan, Jakarta.”Pemasangan solar cell ini adalah salah satu bentuk komitmen Pertamina di ulang tahun ke-55 bahwa Pertamina sobat bumi,” tutur Karen saat ditemui di rumahnya, Jakarta, Sabtu (8/12).
Menurut Karen, solar cell yang dipasang di rumahnya diproduksi oleh perusahaan BUMN yang bergerak di sektor elektronik, yakni PT LEN Industri. Rencananya, LEN dan Pertamina akan bekerja sama dalam produksi dan pemasarannya. Karen menambahkan, solar cell yang dipasang di rumahnya mampu menampung tenaga listrik hingga 8.000 watt. ● nanangwijayanto/ miftachul chusna
Analisa :
Elpiji boleh saja naik berdasarkan harga yang ditentukan, tapi diharapkan kualitas juga tetap terjaga seperti kondisi tabuung, berat yang tidak kurang dari label nya, dan lebih baik lagi apabila pemerintah mempunyai alternatif lain seperti yang telah diuarikan yaitu solar cell, hendaknya apabila memang hal tersebut menjadi keputusan yang tepat, cermat dan lebih hemat, segeralah publikasikan kepada masyarakat dengan adanya penyuluhan yang baik dan bermanfaat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar