Senin, 10 Desember 2012

Kinerja Ekonomi Daerah Harus Dipacu

JAKARTA– Kinerja perekonomian daerah perlu didorong lebih agresif dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7% per tahun. 

Kepala ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip mengatakan,pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun bagi Indonesia bukanlah hal yang mustahil.Namun, dia mengingatkan, ada sejumlah persoalan kunci yang harus diselesaikan pemerintah dalam upaya menggenjot pertumbuhan sebesar itu. 

Salah satu kuncinya adalah bagaimana menggenjot pertumbuhan ekonomi di daerah. Sunarsip menuturkan, saat ini telah muncul sejumlah daerah yang menjadi sentra pertumbuhan ekonomi nasional. Daerah- daerah tersebut bahkan mampu membukukan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Yang menarik, daerah-daerahtersebutjustruberadadiluar PulauJawa,wilayahyangselama ini menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Beberapa kota seperti Pekanbaru,Pontianak, Balikpapan,dan Makassar bahkan memiliki tingkat pertumbuhan masing-masing 9,8%, 9,5%, 8,6%, dan 9,0% (selama kurun waktu 2002–2010),”ujar Sunarsip dalam diskusi bulanan IEI,di Jakarta,kemarin. Pertumbuhan kota-kota tersebut, menurut Sunarsip, jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional selama 2002-2010 yang hanya 5,9%. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi Makassar antara 2007 hingga 2010 berturut-turut 8,1%, 10,5%, 9,2%, serta 9,31%.

“Banyak daerah di luar Jawa yang menjadi pusat sentra pertumbuhan ekonomi baru yang memberikan kontribusi PDRB (produk domestik regional bruto) tinggi,”imbuhnya. Dia menambahkan, kotakota di Jawa,termasuk Jakarta, mulai kehabisan tenaga dalam menggenjot pertumbuhan sehingga jauh di bawah daerah lain.

Selama kurun waktu 2002- 2010,misalnya,DKI hanya mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,9%. Selain menggenjot daerah, Sunarsip menyebutkan ada tiga faktor kunci yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, yaitu investasi, peningkatan produktivitas kerja, serta pertumbuhan sektor manufaktur. Sunarsip menjelaskan, untuk mencapai pertumbuhan di atas 7%,Indonesia harus mampu menggaet pertumbuhan investasi sebesar 12% setiap tahun. 

Target ini sulit tercapai karena berdasarkan data IEI, sejak 2001–2011, pertumbuhan investasi hanya mampu tercapai 7,4%.Guna mendorong pertumbuhan investasi tinggi, pemerintah harus mampu menciptakan kondisi makroekonomi yang kondusif serta peningkatan belanja modalnya. Kunci lain yang harus dipenuhi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan adalah menciptakan pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 7% per tahun.

Terkait pertumbuhan manufaktur, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan bahwa pertumbuhan sektor tersebut sempat mengalami masalah saat krisis Amerika Serikat mengguncang global, terutama pada 2009. Pada 2009 pertumbuhan manufaktur bahkan hanya bisa tumbuh 2,5%. Namun, MS Hidayat mengingatkan, pertumbuhan sektor industri terus mengalami perbaikan. Khusus untuk industri agro,pemerintah bahkan akan menjadikan sektor tersebut sebagai salah satu pilar industri pada 2025.

“Kita akan memiliki tiga pilar industri yaitu industri agro, telematika, dan industri kreatif. Di agro kita punya sumber hulu dan hilirnya,” ujar MS Hidayat dalam diskusi pada Rakernas I Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) di Jakarta, akhir pekan lalu. maesaroh 


Analisa :


Seperti yang di uraikan pada artikel diatas bahwa untuk menaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hendaknya ekonomi daerah juga harus ikut ambil andil dengan begitu perkonomian indonesia dapat berkembang secara perlahan.

Ekonomi daerah hendaknya mendapat perhatian dari pemerintah dengan ikut membantu mengembangkan usaha dari pedagang kecil, atau dapat juga dengan mengadakan penyuluhan dan training-training untuk para tenaga kerja daerah agar lebih terampil dalam membangun suatu usaha yang dapat berkembang untuk kedepannnya.


Sumber :



Harga Elpiji Nonsubsidi Segera Naik


JAKARTA– PT Pertamina (Persero) tahun depan berencana menaikkan harga elpiji nonsubsidi untuk menutupi kerugian penjualan yang diperkirakan mencapai Rp5 triliun. 

“Elpiji nonsubsidi diusulkan naik sudah dari dulu.Ini tindakan korporasi, jadi tidak perlu izin hanya memberi tahu,”ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta kemarin. Menurut dia, kenaikan harga elpiji nonsubsidi akan dinaikkan minimal Rp2.000 per tabung.Kenaikan harga ini akan dilakukan secara bertahap.“ Minimal pertengahan tahun sudah naik,” ujarnya. 

Dia mengatakan,selama ini kerugian Pertamina dari penjualan elpiji nonsubsidi menyebabkan Pertamina tidak bisa mengembangkan investasi secara maksimal.Kenaikan harga elpiji nonsubsidi ditanggung sepenuhnya oleh Pertamina. Hanung mengakui kenaikan harga elpiji adalah pilihan yang sulit.Apalagi melihat Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN).Apabila terjadi kerugian, pihaknya akan selalu disalahkan oleh pemerintah.

“Kenaikan harga elpiji nonsubsidi tinggal tunggu waktu tepat saja,”ujarnya. Direktur Utama Pertamina Karena Agustiawan sebelumnya merestui kenaikan harga elpiji nonsubsidi tersebut dengan alasan untuk menutup kerugian Pertamina yang mencapai Rp5 triliun. “Harus kita naikkan karena dana tersebut seharusnya bisa buat investasi di sektor lain,”ujar Karen. Hanung mengungkapkan, pada 2012 Pertamina diprediksi mengalami kerugian sebesar Rp5 triliun dari produksi dan penyaluran elpiji.

Untuk itu, Pertamina akan berusaha tidak lagi memberikan subsidi kepada elpiji 12 kg karena pemerintah telah memberikan subsidi kepada masyarakat tidak mampu melalui elpiji 3 kg. Menurutnya, saat ini Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp4.000-4.500 per kg dari elpiji nonsubsidi (kemasan 12 kg).“Kalaupun nanti kita menaikkan harganya sebesar Rp4.000 untuk elpiji 12 kilogram, Pertamina itu belum untung karena hanya impas,” katanya. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menolak permintaan Pertamina untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg) pada 2013. Menurutnya, rencana kenaikan tersebut harus dihitung secara baik.“Kita tahu Pertamina defisit, tetapi kita harus pikirkan daya beli masyarakat. Ini harus dihitung baikbaik,” kata Hatta di sela penanaman pohon bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Gianyar,Bali,Sabtu (8/12). Hatta mengungkapkan, kenaikan tersebut itu kurang tepat karena tahun depan juga akan terjadi kenaikan tarif listrik. “Jangan sampai pada waktu yang bersamaan kita lakukan sesuatu yang memberatkan masyarakat. Kita harus jaga itu,”tandas dia. 

Menurut Hatta, rencana Pertamina menaikkan harga elpiji nonsubsidi dikhawatirkan bisa memicu inflasi berlebihan dan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. “Akibatnya pukulan ekonomi juga bagi kita, jadi hati-hati, jangan gegabah. Dalam situasi saat ini perekonomian nasional harus dijaga,”katanya. Pengamat Energi dari Refor- Miner Institute Komadi Notonegoro menilai,kenaikan elpiji nonsubsidi akanmemilikidampak signifikan di masyarakat. Dia memperkirakan,kenaikan tersebut akan mengakibatkan migrasi dan inflasi.

“Berdasarkan kajian kami dampaknya ada dua yaitu migrasi dan inflasi,” kata Komaidi ketika dihubungi harian SINDO di Jakarta,kemarin. Menurutnya, jika kenaikan harga elpiji nonsubsidi direalisasikan, sebagian besar konsumen akan berpindah menggunakan elpiji bersubsidi, yakni elpiji dengan tabung 3 kg yang notabene harganya lebih murah karena di subsidi oleh pemerintah. 

Kembangkan Solar Cell 

PT Pertamina mengembangkan solar cell atau alat penerima tenaga surya yang ditransmisikan sebagai energi, sebagai bagian dari pemanfaatan energi alternatif yang selama ini kurang menjadi perhatian. Menyambut HUT Pertamina Ke- 55, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan melakukan pemasangan solar cell di rumahnya, di kawasan Patra Kuningan, Jakarta.”Pemasangan solar cell ini adalah salah satu bentuk komitmen Pertamina di ulang tahun ke-55 bahwa Pertamina sobat bumi,” tutur Karen saat ditemui di rumahnya, Jakarta, Sabtu (8/12). 

Menurut Karen, solar cell yang dipasang di rumahnya diproduksi oleh perusahaan BUMN yang bergerak di sektor elektronik, yakni PT LEN Industri. Rencananya, LEN dan Pertamina akan bekerja sama dalam produksi dan pemasarannya. Karen menambahkan, solar cell yang dipasang di rumahnya mampu menampung tenaga listrik hingga 8.000 watt. ● nanangwijayanto/ miftachul chusna 


Analisa :

Elpiji boleh saja naik berdasarkan harga yang ditentukan, tapi diharapkan kualitas juga tetap terjaga seperti kondisi tabuung, berat yang tidak kurang dari label nya, dan lebih baik lagi apabila pemerintah mempunyai alternatif lain seperti yang telah diuarikan yaitu solar cell, hendaknya apabila memang hal tersebut menjadi keputusan yang tepat, cermat dan lebih hemat, segeralah publikasikan kepada masyarakat dengan adanya penyuluhan yang baik dan bermanfaat.

Sumber :


Penjualan Mobil 2013 Naik 10 Persen


Jakarta (ANTARA) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) optimistis penjualan mobil tahun depan naik 10 persen dari realisasi tahun ini yang mencapai 1 juta unit akibat kondisi makro ekonomi di Indonesia menunjukkan tren positif. 
"Sepanjang daya beli masyarakat terus membaik, maka penjualan mobil akan tetap tinggi. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda menurunnya permintaan untuk kendaraan roda empat," kata Ketua I Gaikindo, Yongkie D. Sugiarto di Jakarta, Senin. 
Pasar otomotif nasional, menurut Yongkie, dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas politik dan keamanan, tingkat suku bunga serta likuiditas. 
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen merupakan faktor yang mendorong pertumbuhan industri otomotif karena terkait dengan tingkat kemampuan daya beli masyarakat, ujarnya. 
Sedangkan tingkat suku bunga dan likuiditas, lanjut Yongkie, agen pemegang merek (APM) diharapkan tidak ikut diperketat karena 70 persen konsumen Indonesia membeli mobil melalui jalur kredit. 
Jika tidak ada kendala yang dapat mempengaruhi faktor tersebut, maka pasar kendaraan bermotor pada 2013 diharapkan bisa tumbuh hingga 10 persen. Yang dikhawatirkan adalah penyeragaman aturan uang muka syariah sebesar 30 persen pada April 2013, katanya. 
Yongkie menambahkan, proyeksi pertumbuhan 10 persen belum memperhitungkan kehadiran mobil murah dan ramah lingkungan atau "low cost and green car" (LCGC). 
Pasar mobil LCGC diproyeksikan mencapai 150.000 unit per tahun. Jika harga mobil LCGC Rp80 juta per unit, maka ada tambahan omzet industri otomotif nasional sekitar Rp12 triliun per tahun, katanya.(rr)
Analisa :
Seharusnya permintaan terhadap mobil dan motor untuk tahun-tahun kedepannya hendaknya dipersulit, baik itu dari segi Dp, syarat pengkreditan dan syarat-syarat lainnya, karena semakin mudah syarat pengkreditan suatu pembelian barang-barang mewah, maka akan semakin banyak juga orang yang akan berlomba-lomba untuk membelinya.
Perlu kita ketahui jakarta semakin hari semakin terasa akan polusi udara yang sangat tercemar, karena banyaknya kendaraan, macet sudah tidak bisa ditolerir lagi, seharusnya dengan keadaan yang seperti itu pemerintah memberlakukan peraturan untuk penjualan mobil dan motor agar tidak menjadi semakin bertambah di Jakarta ini, dan bukan hanya berpagang pada keuntungan yang didapatkan.
Sumber :

Surplus, Pemerintah Masih Tetap Impor Beras


TEMPO.CODepok - Kurun lima tahun terakhir produksi beras Indonesia telah memenuhi rasio kebutuhan konsumsi masyarakat. Kepala Badan Ketahanan Pangan Republik Indonesia, Ahmad Suryana mengatakan produksi beras per Oktober 2012 mencapai 38 juta ton. Empat juta ton lebih banyak dari konsumsi beras di Indonesia yang hanya mencapai 34 juta ton per tahun. 

"Produksi padi kita sudah memenuhi kebutuhannya dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun terakhir, tahun ini kita kelebihan empat juta ton," katanya dalam acara peluncuran buku "One Day No Rice" karya Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, Minggu, 11 November 2012.

Menurut Ahmad, walaupun sudah surplus, sampai saat ini Indonesia masih perlu mengimpor karena banyak masyarakat yang melakukan penyimpanan beras di penggilingan. Tercatat sebanyak 1,5 juta ton beras masih disimpan di penggilingan. "Selain itu, pemerintah juga butuh simpanan untuk program raskin (beras miskin) sebesar tiga juta ton," kata dia.

Ahmad mengatakan impor beras sebenarnya merupakan alternatif terakhir dalam memenuhi kebutuhan beras di Indonesia. Hal itu dilakukan bila penyediaan pangan dari produksi dalam negeri dan cadangan pangan tidak terpenuhi."Alternatif terakhirnya dengan mengimpor," kata dia.

Ahmad berharap Indonesia terus meningkatkan produksi beras. Selain itu, ketahanan pangan juga harus dilakukan dengan mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras seperti yang dilakukan oleh Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail. "Saat ini, ditargetkan terjadi penurunan konsumsi beras sebesar 1,5 persen per tahun," katanya.

Dengan begitu, Ahmad berharap hal itu bisa meningkatkan kualitas gizi masyarakat menjadi lebih baik. Selama ini, masyarakat terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dari beras. "Padahal, terlalu banyak karbohidrat juga tentu tidak baik karena pola makannya tidak seimbang,"kata dia.

Suryana mengatakan gerakan Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice yang dipimpin Wali Kota Depok merupakan salah satu semangat untuk memperkuat ketahanan pangan. Sebab memenuhi kebutuhan pangan tidak hanya dari beras. "Namun juga bisa diganti dengan karbohidrat lokal non padi," kata dia.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR, Hidayat Nur Wahid juga mengapresiasi program one day no rice Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail. "Ini merupakan langkah yang baik dimana pemimpin di tingkat lokal memikiran kebutuhan di tingkat nasional,"ujar dia.

Nur Mahmudi mengatakan gerakan Sehari Tanpa Nasi tersebut merupakan aplikasi dari peraturan pemerintah soal diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal. Sehingga nasi, bisa diganti dengan karbo non padi yakni ubi, singkong, jagung, sagu, tiwul, gembili, dan bahan lainnya. Ia juga mengaku seringkali mendapatkan cibiran banyak pihak dalam menggerakkan program tersebut. 

"Saya selaku aparat pemerintah daerah sesuai amanat UU No 7/1996, peraturan presiden tahun 2009, ditindaklanjuti pak gubernur," kata dia.

Analisa :

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir produksi beras Indonesia telah memenuhi rasio kebutuhan konsumsi masyarakat, hal tersebut merupakan dampak positif yang digalangkan pemerintahh pada saat ini, namun apabila dalam neraca negara sudah surplus, hendaknya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras dari negara lain, karena hal tersebut dapat membuat produksi beras kembali melemah di Indonesia.

Sumber :


Harga Kopi Naik karena kekhawatiran Kelebihan Pasokan


JAKARTA, KOMPAS.com -  Harga kopi berjangka pada perdagangan pekan lalu di ICE mengalami peningkatan.Kenaikan harga Kopi dipicu aksi spekulasi yang dilakukan pelaku pasar ditengah kekhawatiran pelaku pasar terhadap kemungkinan kelebihan pasokan di pasar fisik karena laju panen yang tinggi di Brazil yang merupakan daerah penghasil utama kopi dunia. Sementara itu harga gula menurun karena panen yang melimpah di Brazil.



Menurut laporan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Senin (10/12), harga kopi arabika untuk pengiriman Maret diperdagangkan pada 1, 5003 dollar AS pon, naik 1,15 persen pada hari itu.


Brasil adalah produsen terbesar di dunia dan eksportir kopi Arabika. Arabika ditanam terutama di Amerika Latin. Para pelaku pasar mengatakan bahwa rebound tanaman kopi Kolombia terus berlanjut dan menambah pasokan global biji kopi tersebut hingga lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan dunia.


Sementara itu harga kopi di Bandar Lampung diperdagangkan pada harga Rp 20.324 atau menurun Rp 518/kg jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya. Harga kopi selama tahun 2012 sudah meningkat Rp 1.239 atau 6,49 persen.


Berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (ICF), Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga produsen kopi terbesar di dunia. Sedangkan peringkat pertama masih diduduki Brazil, disusul Kolombia.


ICF mencatat, ada sekitar 100 miliar cangkir kopi, atau sekitar 165, 9 ton kopi yang diseduh setiap hari di seluruh dunia. Di Indonesia, jumlah kebutuhan kopi diperkirakan mencapai 121.107 ton per tahun.

Menurut ICF, luas area perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektare, di antaranya tersebar di Aceh, Sumut, Lam pung, Jabar, Jateng, Bali, NTT, Sulsel, hingga Papua. 

Analisa :

Kualitas kopi Indonesia dengan kopi yang ada diluar negeri sangat bersaing, diharapkan produsen kopi selalu menjaga kualitas dari penanaman kopi itu sendiri sampai dijadikannya kopi siap saji.
Untuk masalah penurunan dan peningkatan nilai jual kopi hendaknya dapat diantisipasi sebelum produksi kopi itu sendiri kelebihan atau kekurangan pasokan, sehingga tidak terlalu jauh dalam pelonjakan harga.

Sumber :

Minggu, 09 Desember 2012

Mobil Pribadi Haram Pakai BBM Bersubsidi


JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Ekonomi Nasional (KEN) memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Isinya mobil pribadi dilarang memakai BBM Bersubsidi.

"BBM Bersubsidi itu harus diberikan kepada orang yang tepat, tapi kalau mobil pribadi, itu sasaran yang tidak tepat. Rekomendasi kita, pemilik mobil pribadi diharamkan memakai BBM Bersubsidi," kata Ketua KEN Chairul Tanjung dalam acara Prospek Ekonomi Indonesia 2013 di Auditorium Bank Mega Jakarta, Senin (10/12/2012).

Menurut Chairul, anggaran subsidi khususnya BBM Bersubsidi dinilai masih perlu untuk diberikan. Apalagi untuk orang yang membutuhkan yaitu orang miskin. Sementara pemilik mobil pribadi dianggap sudah tidak memenuhi kriteria miskin, sebab orang yang sudah memiliki mobil pribadi adalah orang yang kaya.

"Ini bukan imbauan, tapi pelarangan. Kalau bisa, ini diharamkan (pemilik mobil pribadi memakai BBM Bersubsidi," tambahnya.
Saat ini, kata Chairul, sekitar 70 persen konsumsi BBM Bersubsidi dikontribusikan dari mobil pribadi. Bila diharamkan, maka subsidi BBM tersebut bisa dialokasikan secara layak dan tepat ke masyarakat yang membutuhkan.

Subsidi pada APBN 2013 sebesar Rp 317,2 triliun, naik 29,4 persen dari Rp 245,1 triliun di APBNP 2012. Subsidi energi mencapai Rp 274,7 triliun yang merupakan komponen subsidi. Dari jumlah tersebut, subsidi BBM mencapai Rp 193,8 triliun, naik 41,1 persen dari tahun sebelumnya. Sementara subsidi listrik mencapai Rp 80,9 triliun, naik 24,6 persen dibanding tahun lalu.

Analisa :

Menurut saya kebijakan tersebut kurang efektif, hendaknya penggunaan bbm bersubsidi hanya boleh digunakan bagi orang-orang yang dalam segi ekonomi kurang mampu, tetapi dalam kebijakannya pun hendaknya jangan mobil pribadi yang tidak boleh menggunakan bbm bersubsidi, melainkan mobil-mobil yang keluaran tahun terbaru yang tidak boleh menggunakan bbm bersubsidi, dan tahun terbarunya itu dibatasi antara tahun sekian sampai tahun sekian, karena banyak juga mobil pribadi yang digunakan untuk umum.

Sumber :